Isra
Mi'raj merupakan dua perjalanan yang
dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam satu malam, menjadi peristiwa penting
bagi umat Islam karena dalam peristiwa ini beliau mendapat perintah menunaikan
salat lima waktu sehari semalam. Peristiwa ini terjadi pada akhir kenabian di
Makkah sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, umumnya diterima terjadi pada
tahun pertama sebelum hijrah, antara tahun 620-621 M, meskipun terdapat
perbedaan pendapat tentang tanggal pastinya.
Isra
Mi'raj merupakan perjalanan suci dan bukan sekadar perjalanan wisata, menjadi
peristiwa bersejarah dan titik balik dalam dakwah Rasulullah SAW. John Renerd
menyebutnya sebagai salah satu dari tiga perjalanan terpenting dalam sejarah
hidup Rasulullah SAW, bersama dengan hijrah dan Haji Wada. Isra Mi'raj dianggap
perjalanan heroik menuju kesempurnaan dunia spiritual.
Seyyed
Hossein Nasr menekankan
bahwa pengalaman ruhani dalam Isra Mi'raj mencerminkan hakikat spiritual dari
salat yang dijalankan umat Islam sehari-hari. Dengan kata lain, salat adalah mi'raj
bagi orang-orang beriman. Rasulullah SAW juga "berjumpa" dengan Allah
SWT, di mana beliau menyatakan penghormatan dan Allah SWT memberikan salam.
Peristiwa
Isra Mi'raj terbagi dalam dua peristiwa, Isra dan Mi'raj. Pada Isra, Nabi
Muhammad SAW diberangkatkan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, sedangkan
pada Mi'raj, beliau dinaikkan ke langit hingga ke Sidratul Muntaha. Di sini,
beliau mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat lima
waktu.
Terdapat
pertanyaan mengenai mengapa Rasulullah diperjalankan ke Masjidil Aqsa terlebih
dahulu. Salah satu hikmahnya adalah untuk menunjukkan hubungan Nabi Muhammad
dengan golongan Ibrahim AS yang berasal dari Ismail AS, sedangkan Nabi lainnya
berasal dari Ishaq AS. Allah juga ingin memperlihatkan tanda-tanda
kebesaran-Nya kepada Nabi SAW secara langsung untuk memotivasi beliau dalam
masa sulit dakwah.
Dalam konteks kepemimpinan, peristiwa Isra Mi'raj memberikan nilai-nilai signifikan. Integritas moral, pembelajaran dari sejarah, kebijakan yang membumi, dan amanat untuk menegakkan salat menjadi prinsip-prinsip kepemimpinan yang diambil dari peristiwa ini. Kepemimpinan yang tegak lurus, konsisten, dan membumi pada kebutuhan rakyat dianggap sebagai landasan yang kuat untuk mencapai kemaslahatan umat.
======================
Kami siap menerima dan menyalurkan Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf dari Anda?
Hubungi kami melalui
?WhatsApp 08112321160
Donasi melalui Transfer Bank
BCA 7771860005
a.n Yayasan Sosial Baitul Maal Itqan
Donasi melalui website (Transfer Bank atau Dompet Digital) di
https://tolongmenolong.id
#IsraMirajSpiritual #PerjalananSuci #SalatLimaWaktu #HeroikRasulullah #TitikBalikDakwah #KeajaibanIsraMiraj